Pengumpulan data memegang peranan yang sangat penting dalam mendapatkan informasi yang akurat. Data yang diperoleh dengan cara yeng benar akan menghasilkan kesimpulan yang valid.
1. Tahapan Pengumpulan Data
Pada tahapan pengumpulan data, bisa dibagi menjadi dua tahap, yaitu :
a) Tahap Persiapan
- Menentukan dan merumuskan tujuan penelitian secara baik
- Menentukan metode yang akan digunakan
- Menentukan teknik pengumpulan data
- Menyusun pedoman daftar pertanyaan yang dapat menjawab tujuan
- Menentukan tempat dimana dat dikumpulkan dan jumlah responden
- Menentukan siapa pelaksana pengumpulan data
b) Tahap Pelaksanaan
- Pengumpulan data
- Supervisi lapangan sebelum data dibawa untuk diolah[3]
2. Cara Mengumpulkan Data
Dilihat dari segi luasnya elemen yang menjadi objek penelitian, pengumpulan data statistik dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu sensus dan sampling.
a) Sensus
Sensus ialah cara mengumpulkan data dengan jalan mencatat atau meneliti seluruh elemen yang menjadi objek penelitian. Dengan kata lain, sensus adalah pencatatan data secara menyeluruh (complete enumeration) terhadap elemen yang menjadi objek penelitian, tanpa pengecualian. Kumpulan dari seluruh elemen inti disebut populasi. Jadi pengumpulan data dengan menggunakan cara sensus, objek penelitiannya adalah populasi.
Keuntungan menggunakan, hasil yang diperoleh merupakan nilai karakteristik yang sebenarnya, karena sasaran penelitian mencakup keseluruhan objek yang berada dalam populasi. Adapun kelemahannya ialah, sensus merupakan cara pengumpulan data yang banyak memakan waktu, tenaga, dan biaya.[4]
b) Survei
Survei adalah cara pengumpulan data pada sebagian objek yang akan diamati atau diukur dengan menggunakan teknik sampling.[5]
Dalam buku Pengantar Statistik Pendidikan, Anas Sudijono mendefinisikan sampling sebagaia suatu cara mengumpulkan data dengan jalan mencatat atau meneliti sebagian kecil saja dari seluruh elemen yang menjadi objek penelitian. Dengan kata lain, sampling adalah cara mengumpulkan data dengan mencatat atau meneliti sampelnya saja.
Dalam hal ini, survei memiliki beberapa keuntungan yaitu biaya yang dikeluarkan tidak terlalu banyak karena hanya sebagian anggota populasi saja yang diteliti, waktu yang dibutuhkan sebentar. Hal ini disebabkan karena data yang dikumpulkan tidak banyak. Keuntungan lain dari survei adalah tenaga yang dikeluarkan sedikit.[6]
3. Teknik Pengumpulan Data
a. Pengamatan (Observasi)
Pengamatan atau observasi adalah cara pengumpulan data dengan terjun dan melihat langsung ke lapangan (laboratorium), terhadap objek yang diteliti (populasi). Pengamatan disebut juga penelitian lapangan.
b. Wawancara (Interview)
Wawancara adalah cara pengumpulan data dengan langsung mengadakan tanya jawab kepada objek yang diteliti atau kepada perantara yang mengetahui persoalan dari objek yang sedang diteliti.[7]
Pengumpulan data dengan teknik wawancara mempunyai beberapa keuntungan diantaranya: fleksibel karena urutan pertanyaan tidak harus sesuai dengan daftar pertanyaan, jawaban dapat diperoleh dengan segera, dapat menilai sikap dan kebenaran jawaban yang diberikan oleh responden dalam mengingat hal-hal yang lupa.
Disamping keuntungan tersebut, pengumpulan data dengan teknik wawancara juga memiliki beberapa kerugian atau kekurangan yaitu: relatif membutuhkan tenaga, waktu dan biaya yang besar, dapat menimbulkan kesalahan atau bias yang berasal dari pewanwancara maupun responden, bila pertanyaan yang diajukan terlalu banyak maka akan melelahkan sehingga kualitas data akan menurun.
c. Pengukuran (measuring)
Proses pengambilan data dengan menggunakan alat ukur kita sebut dengan pengukuran. Kegiatan pengumpulan data dengan cara pengukuran biasanya dilakukan pada penelitian-penelitian laboratorium, penelitian kesehatan, dan lain-lain.
d. Tes dan skala obyektif
Tes dan skala obyektif adalah suatu cara mengumpulkan data dengan memberikan tes kepada obyek yang diteliti. Dalam tes ini, peneliti hanya memberikan lembaran berupa daftar pertanyaan yang mengarah pada karakteristik seseorang. Kelemahan tes ini adalah hanya bisa dilakukan kepada orang yang bisa membaca. Sedangkan responden yang buta aksara harus dilakukan wawancara.
e. Angket (kuesioner)
Angket ialah pertanyaan tertulis yang diajukan kepada responden. Jawaban diisi sendiri oleh responden tanpa bantuan dari responden lain maupun peneliti. Sehingga pertanyaan harus jelas dan tidak meragukan bagi responden. Jawaban diisi oleh responden sesuai dengan daftar isian yang diterima.[8]
f. Penelusuran literatur
Penelusuran literatur adalah cara pengumpulan data dengan menggunakan sebagian atau seluruh data yang telah ada atau laporan data dari peneliti sebelumnya. Penelusuran literatur disebut juga pengamatan tidak langsung.[9]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar